Asal mula Cethe/NyetHe (batik rokok with ampas kopi)

Posted by Unknown Minggu, 24 April 2011 0 komentar
Kalau kita sedang jalan-jalan ke Kabupaten Tulungagung, Propinsi Jawa timur, Indonesia, istilah CETHE atau NYETHE sudah tidak asing lagi. Cethe atau Nyethe, hal tersebut tidak dapat terpisahkan dengan rokok dan kopi. " Cethe " merupakan kata benda yang artinya ampas wedang kopi yang telah diendapkan dan siap untuk dioles-oleskan pada batang rokok. Sedangkan " Nyethe " merupakan kegiatan mengoles-oleskan ampas wedang kopi pada batang rokok.

Kegiatan nyethe tersebut bervariasi cara mengendapkan kopi setelah diaduk dengan sendok, dituangkan ke lepek dan ditunggu beberapa menit, kemudian diminum sedikit demi sedikit airnya kopi atau air kopinya dituangkan kembali ke cangkir, lalu diletakkan potongan kertas kecil-kecil diatas ampas kopi yang telah diendapkan di lepek untuk menyerap sisa air kopi, setelah kertas diambil semua kemudian ditambah susu kental sedikit dan air kopi sedikit atau ditambah vanili sedikit biar harum baunya lalu diaduk di lepek tadi dengan sendok kecil tipis. Ada juga dengan cara tanpa diberi campuran susu kental ataupun vanili. Selanjutnya siap untuk nyethe. Ada kalanya si penjual ( pemilik warung kopi ) sudah menyediakan cethe ( ampas kopi ) yang sudah siap untuk dioles-oleskan pada batang rokok. Adapun cara mengoles-oleskan juga beraneka ragam dan bervariasi sesuai inspirasi orangnya, ada yang dilukis dengan motif-motif batik, ada yang dilukis abstrak, tulisan atau huruf-huruf, ada yang diblock tipis, dan sebagainya.

Sedangkan " Kopi Cethe " yaitu kopi yang memang khusus digunakan untuk kegiatan nyethe dengan istilah lain " Wedang Kopi Cethe ". Namun hal tersebut belum tentu semua kopi cethe digunakan untuk kegiatan nyethe, ada kalanya hanya sekedar untuk diminum dan dinikmati rasanya saja.
Berbicara tentang Kopi Cethe Tulungagung sangat bervariasi juga jenis bahan kopi bubuknya dari berbagai ragam olahan :

1. Jenis Kopi Bubuk Biasa ( warna coklat / kehitam-hitaman ) dengan berbagai merk seperti Kopi Bubuk Berontoseno, Kopi Bubuk HLT, Kopi Bubuk Kapal Api , dan Kopi Bubuk bikinan yang punya warung sendiri, atau merk lainnya.
2. Jenis Kopi Bubuk Hijau ( Istilahnya " Kopi Ijo " ) yaitu biasanya diolah dengan bahan-bahan jenis kopi tertentu dan diolah sendiri dengan yang punya warung.

Sedangkan Tulungagung sendiri memang empunya pertama kali kegiatan nyethe tersebut, sehingga ada yang menyebut sebagai Kota Cethe yang terkenal di daerah kabupaten-kabupaten lain, dan terkenal dengan nama KOPI CETHE Tulungagung.

Baca Selengkapnya ....

Kabupaten Tulungagung

Posted by Unknown Sabtu, 02 April 2011 0 komentar

Tulungagung" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain dari Tulungagung, lihat Tulungagung (disambiguasi).

Kabupaten Tulungagung adalah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Tulungagung terkenal sebagai satu dari beberapa daerah penghasil marmer terbesar di Indonesia, dan terletak terletak 154 km barat daya Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur.

Kabupaten Tulungagung adalah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Tulungagung terkenal sebagai satu dari beberapa daerah penghasil marmer di Indonesia, dan terletak terletak 154 km barat daya Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting]Etimologi

Nama "Tulungagung" dipercaya berasal dari kata "pitulungan agung" (pertolongan yang agung). Nama ini berasal dari peristiwa saat seorang pemuda dari Gunung Wilisbernama Joko Baru mengeringkan sumber air di Ngrowo dengan menyumbat sumber air tersebut dengan lidi dari pohon enau.

[sunting]Sejarah

Pada tahun 1205 M, masyarakat Thani Lawadan di selatan Tulungagung, mendapatkan penghargaan dari Raja Daha terakhir, Kertajaya, atas kesetiaan mereka kepada Raja Kertajaya ketika terjadi serangan musuh dari timur Daha. Penghargaan tersebut tercatat dalam Prasasti Lawadan dengan candra sengkala "Sukra Suklapaksa Mangga Siramasa" yang menunjuk tanggal 18 November 1205 M. Tanggal keluarnya prasasti tersebut akhirnya dijadikan sebagai hari jadi Kabupaten Tulungagung sejak tahun 2003.

Di Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, terdapat Candi Gayatri. Candi ini adalah tempat untuk mencandikan Gayatri (Sri Rajapatni), istri keempat Raja Majapahit yang pertama, Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana), dan merupakan ibu dari Ratu Majapahit ketiga, Sri Gitarja (Tribhuwanatunggadewi), sekaligus nenek dari Hayam Wuruk (Rajasanegara), raja yang memerintah Kerajaan Majapahit di masa keemasannya. Nama Boyolangu itu sendiri tercantum dalam KitabNagarakertagama yang menyebutkan nama Bayalangu/Bhayalango (bhaya = bahaya, alang = penghalang) sebagai tempat untuk menyucikan beliau. Berikut ini adalah kutipan Kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca dan telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia:

Prajnyaparamitapuri itulah nama candi makam yang dibangun
Arca Sri Padukapatni diberkati oleh Sang Pendeta Jnyanawidi
Telah lanjut usia, paham akan tantra, menghimpun ilmu agama
Laksana titisan Empu Barada, menggembirakan hati Baginda
(Pupuh LXIX, Bait 1)

Di Bayalangu akan dibangun pula candi makam Sri Rajapatni
Pendeta Jnyanawidi lagi yang ditugaskan memberkati tanahnya
Rencananya telah disetujui oleh sang menteri demung Boja
Wisesapura namanya, jika candi sudah sempurna dibangun
(Pupuh LXIX, Bait 2)

Makam rani: Kamal Padak, Segala, Simping
Sri Ranggapura serta candi Budi Kuncir
Bangunan baru Prajnyaparamitapuri
Di Bayalangu yang baru saja dibangun
(Pupuh LXXIV, Bait 1)

[[

Bupati Tulungagung dan pengikutnya (1880-1920)

[sunting]Geografi

Batas-batas wilayah Kabupaten Tulungagung secara administratif adalah sebagai berikut:

Secara topografik, Tulungagung terletak pada ketinggian 85 m di atas permukaan laut (dpl). Bagian barat laut Kabupaten Tulungagung merupakan daerah pegunungan yang merupakan bagian dari pegunungan Wilis-Liman. Bagian tengah adalah dataran rendah, sedangkan bagian selatan adalah pegunungan yang merupakan rangkaian dari Pegunungan Kidul. Di sebelah barat laut Tulungagung, tepatnya di Kecamatan Sendang, terdapat Gunung Wilis sebagai titik tertinggi di Kabupaten Tulungagung yang memiliki ketinggian 2552 m. Di tengah Kota Tulungagung, terdapat Kali Ngrowo yang merupakan anak Kali Brantas dan seolah membagi Kota Tulungagung menjadi dua bagian: utara dan selatan.

[sunting]Pemerintahan

Kabupaten Tulungagung beribukota di Kecamatan Tulungagung, yang terletak tepat di tengah Tulungagung. Kabupaten Tulungagung terbagi dalam 19 kecamatan, 257 desa, dan 14 kelurahan. Daftar kecamatan di kabupaten ini dapat dilihat dalam boks di bagian akhir artikel ini.

Saat ini Tulungagung dipimpin oleh bupati Heru Tjahjono dan wakilnya Mohammad Athiyah sejak tahun 2003.

[sunting]Penduduk

Pada akhir 2006 jumlah penduduk di Kabupaten Tulungagung tercatat sebanyak 1.002.807 jiwa yang terbagi atas laki-laki 498.533 (49,71%) jiwa dan perempuan 504.274 (50,29%). Kepadatan penduduk terkonsentrasi pada 3 kecamatan yaitu Kecamatan Tulungagung, Kecamatan Kedungwaru, dan Kecamatan Boyolangu.

[sunting]Industri

Tulungagung terkenal sebagai salah satu penghasil marmer terbesar di Indonesia, yang bersumber di bagian selatan Tulungagung. Tulungagung juga termasuk salah satu pusat industri marmer di Indonesia, dan terpusat di selatan Tulungagung, terutama di Kecamatan Campurdarat, yang di dalamnya banyak terdapat perajin marmer.

Selain industri marmer, di Tulungagung juga tumbuh dan berkembang berbagai industri kecil dan menengah yang kebanyakan memproduksi alat-alat/perkakas rumah tangga, batik, dan konfeksi. Di Kecamatan Ngunut terdapat industri peralatan TNI seperti tas ransel, sabuk, dan makanan ringan seperti kacang atom. Di kelurahan sembung juga di kenal sebagai pusat industri krupuk rambak.

[sunting]Pariwisata

Perkebunan teh di Penampean (tahun 1938)

[sunting]Wisata Alam

Sebenarnya, Tulungagung memiliki banyak potensi pariwisata yang bisa diandalkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Sayangnya, masih banyak potensi pariwisata yang belum digarap secara baik oleh Pemerintah Kabupaten Tulungagung. Meski demikian, industri pariwisata di Tulungagung cukup berkembang dengan objek wisata andalan Pantai Popoh yang terletak di Kecamatan Besuki.

Tulungagung diuntungkan dengan letak geografis yang berada di tepi Samudera Hindia, sehingga memiliki banyak pantai yang menarik untuk dikunjungi selain Pantai Popoh, di antaranya Pantai Sidem, Pantai Brumbun, Pantai Sine, Pantai Molang, Pantai Klatak, Pantai Gerangan, dan Pantai Dlodo.

Selain objek wisata pantai, Tulungagung juga memiliki objek wisata alam lain, di antaranya Air Terjun Lawean di Kecamatan Sendang, Coban Alam di Kecamatan Campurdarat, Gua Selomangleng di Kecamatan Boyolangu, serta Gua Pasir di Kecamatan Sumbergempol. Di utara Tulungagung, objek wisata alam yang terkenal adalah Pesanggarahan Argo Wilis, Perkebunan Teh Penampean, serta Bendungan Wonorejo.

[sunting]Wisata Budaya

Tulungagung memiliki beberapa kesenian khas yang bisa dijadikan magnet untuk mengangkat pariwisata Tulungagung, di antaranya:

Kesenian jaranan dan reog kendang serta wayang kulit bahkan mendapat dukungan yang luas dari mayoritas masyarakat Tulungagung untuk maju dan berkembang.dan disukai masyarakat sekitar bahkan sering ditanggap

[sunting]Wisata Kuliner

Tulungagung memiliki jajanan khas, yaitu:

  • Sate dan Gule Kambing, Sate Tulungagung berbeda dengan sate Madura dan sate Ponorogo, yang bumbunya mengandung kacang, tetapi memakai bumbu garam, merica, petis, kecap dan ditaburi irisan bawang merah dan daun jeruk. Sehingga rasanya memang khas Tulungagungan.
  • Nasi Lodho Tulungagung, Ayam dimasak kuah dengan bumbu kuning
  • Sredek, Makanan yang terbuat dari gethuk ketela putih putih, kemudian digoreng. Biasa dimakan dengan tempe goreng dan cabe mentah (sebagai lalap), adalah makanan khas Tulungagung selatan.
  • Kemplang, makanan yang terbuat dari ketela yang diparut dikasih bumbu-bumbu dibentuk pipih diatasnya dikasih kacang lotho lalu di goreng itu juga makanan khas tulungagung
  • Emping Melinjo, makanan ini terbuat dari biji blinjo yang dipipihkan
  • Kerupuk Gadung
  • Soto Ayam Kampung Tulungagung Warung terlaris ada di Sepanjang jalan Perempatan Cuiri ke selatan
  • Nasi pecel Tulungagung
  • Sompil, Lontong diiris dicampur sayur lodeh
  • Lopis, makanan seperti lontong biasanya dicampur cenil, gethuk dikasih larutan gula merah
  • Cenil Yang dibuat dari tepung ketela digiligkan biasanya buat tambahan getuk
  • Kerupuk Rambak Tulungagung Produksi kulit sapi terbanyak di seputaran Botoran Panggungrejo kota, Sembung.
  • Gethuk, singkong rebus yang dihaluskan dan dicampur dengan gula ditaburi parutan kelapa diatasnya
  • Srondeng, parutan kelapa digoreng kadang-kadang buat campuran dendeng sapi
  • Jenang sabun Jenang yang dimakan kenyal
  • Jenang Grendol, makanan terbuat dari tepung kanji
  • Geti, terbuat dari wijen kadang-kadang dicampur kacang
  • Kopi Cethe, ampas kopi yang dijadikan bahan pengoles rokok
  • Punten Pecel, nasi ketan yang dibumbui dikasih santan dan ditumbuk halus
  • Brondong Ketan,
  • Capar Tape, tape yang terbuat dari ketela pohon, dicampur toge, kemudian disiram sambal pecel.
  • Glondhong Juruh,asli Sambitan, terbuat dari kukusan ketela pohon disiram juruh kental. (mantab)
  • sego bantingan Nasi yang sudah dibungkus dijual secara murah meriah.
  • Gembrot, Jajanan khas tersebut biasa dijajakan di berbagai penjuru Kabupaten Tulungagung.

[sunting]Figur publik

Berikut ini sebagian tokoh terkenal asal Tulungagung:


Baca Selengkapnya ....
TEMPLATE CREDIT:
Tempat Belajar SEO Gratis Klik Di Sini - Situs Belanja Online Klik Di Sini - Original design by Bamz | Copyright of TULUNGAGUNGAN.